Bismillahirrohmanirrohim
Asalamualaikum Wr. Wb
Salam Sukses!!!Buat kita semua
Pada kesempatan kali ini penulis akan memberikan sedikit biogafi tentang Abdurrahman Bin Auf seorang Hartawan yang Dermawan salah seorang dari sahabat nabi besar Muhamhhad saw.
ABDURRAHMAN
BIN AUF
Hartawan yang Dermawan
Latar Belakang
Abdurrahman bin
Auf bin Abdi Auf bn Abdil Harits bin Zahrah bin Kilab bin Al-Quraisy Az-Zukri
abu Muhammad adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang sangat dermawan dan yang sangat
memperhatikan dakwah islam, dan mendapat rekomendasi masuk surga. Dia juga
salah satu dari enam orang sahabat Nabi yang ahli surga.
Abdurrahman
bin Auf dilahirkan kira-kira sepuluh tahun setelah tahun gajah dan termasuk
orang terdahulu yang masuk islam. Dia berhijrah sebanyak dua kali dan ikut
serta dalam perang badar dan peperangan lainnya, saat masih jahiliyah ia
bernama Abdul ka’bah atau Abdi ‘Amr, kemudian diberi nama Abdurrahman oleh
Rasulullah. Ibunya bernama Shafiyah sedangkan ayahnya bernama Auf bin Abdu Auf
bin Abdul Harits bin Zahrah.
Abdurrahman
bin Auf termasuk garda terdepan penerima ketauhitan yang dibawakan oleh
Rasulullah Saw. Ia termasuk sahabat Abu Bakar dan termasuk termasuk orang
kelima yang di islamkan olehnya. Sebagai seorang pengusaha, Ia tidak putus
dengan peperangan. Ia mendapat 20 hujaman dan giginya rontok dalam perang Uhud.
Ia menyadari pengorbanan yang harus diberikan kepada islam bukan hanya harta
tetapi juga jiwa.
Ikut
berhjrah
Berhijrah ke
Habasya adalah salah satu tugasnya dalam menjalankan roda dakwah Rasulullah
Saw. Sesungguhnya hijrah yang pertama dilakukan oleh kaum Muslimin adalah ke
Habasyah. Mereka hijrah karena ganguan dari kaum Musrikin Quraisy yang semakin
menjadi. ada yang menggap kepergiannya adalah refleksi dari kegetarannya
menghadapi ujian keimanan. Namun, Allah Swt. menjelasakan, hijrah adalah
sesuatu yang diharuskan jika tantangan di tempat asal sudah sangat besar.
Dengan
kemampuannya dalam berbisnis Abdurrahman bin Auf juga membawa seluruh
kekayaannya ketika berhijrah ke Madinah. Di perjalanan, kekayaannya dirampas
oleh Quraisy, penguasa Mekah. Ia dan Suhaib Ar Rumi kehilangan seluruh
kekayaannya. Dalam keadaan demikin Ia tidak menyerah dan berputus asa.
Menikah
Rasulullah
mempersaudarakan orang-orang yang berhijrah yang kebanyakan pedagang dengan
orang-orang asli Madinah ysng mayoritas petani. Di Madinah, Abdurrahman bin Auf
dipersaudarakan dengan Sa’ad ibnu Arabi Alausani. Ia memberikan sebagian
hartanya dan menawarkan seorang istri. Abdurrahman bin Auf hanya berkata “Semoga Allah Swt. Memberkahi hartamu. Tunjukkanlah
kepadaku dimana pasar”
Abdurrahman bin
Auf memang pebisnis yang handal. Dengan modal yang secukupnya Ia berjualan keju
dan minyak samin. Bangkit dan mampu menikah dengan salah satu perempuan Anshar.
Setelah menikah dengan memberikan mahar sebutir emas (seberat sebutir kurma)
Rasulullah Saw memintanya mengadakan walimah. Ini adalah pertanda, pernikahan
sederhana apapun harus dilanjutkan dengan walimah meskipun hanya dengan
menyembelih seekor kambing.
Menginfakkan
harta dijalan Allah Swt.
Dalam beberapa
waktu, Abdurrahman bin Auf menjadi orang kaya dan Rasulullah berkata kepadanya,
“Wahai Abdurrahman bin Auf, kamu sekarang menjadi orang kaya dan kamu akan
masuk surga dengan merangkak (menginsut). Pinjamkanlah hartamu agar lancar
kedua kakimu” (H.R Al-Hakim).
Pernyataan itu
membuat Abdurrahman bin Auf beripikir keras dan banyak mengimpakkan hartanya di
jalan Allah Swt. ia berkata, “kalau bisa
aku ingin masuk surga dengan melangkah (berjalan
kaki)”. Ia berlomba dengan pebisnis lain, yaitu Usman bin Affan dalam
bersedekah. Abdurrahman bin Auf memberikan separuh hartanya untuk dakwah
Rasulullah Saw.
Abdurrahman bin
Auf pernah menjual tanahnya seharga 40 dinar, kemudian membagi-bagikan uang tersebut
kepada pakir miskin Bani Zuhrah, orang-orang yang membutuhkan, dan kepada
Ummahatul Mukminin (para sahabat Nabi Muhammad Saw). Rasulullah Saw berkata, “ semoga Allah Swt memberkahi apa yang kamu
tahan dan kamu berikan”.
Wafatnya
Abdurrahman bin Auf
Sebelum
wafat, Abdurrahman bin Auf menginfakkan 400 dinar hartanya untuk peserta perang
Badar yang masih hidup. Setiap orang mendapatkakan empat dinar termasuk Ali
R.a. dan Usman R.a. Ia juga memberikan hadiah kepada Umul Mukminin (janda-janda
Nabi Saw). Aisyah R.a pun berdo’a untuknya, “semoga Allah Swt memberi minum kepadanya air dari mata air salsabila di
surga”.
Abdurrahman
bin Auf wafat pada tahun 32 H dalam usia 75 tahun. Ia disholatkan oleh
saingannya dalam berinfak di jalan Allah Swt, yaitu Utsman R.a. ia diusung oleh
Sa’ad bin Abi Waqqas ke pemakaman Al-Baqi. Setelah Abdurrahman bin Auf wafat,
Ali beerkata “pergilah wahai Ibnu Auf,
kamu telah memperoleh kejernihan dan meninggilkan kepalsuan (keburukan).