PembawaAcara_OTKHumas:)

| Saturday, October 03, 2020

 

PEMBAHASAN



A.      KEGIATAN PEMBAWA ACARA

Dalam suatu kegiatan tentu dengan adanya susunan acara akan sangat membantu panitia dalam menjalankan acara tersebut. Susunan acara yang dibuat juga dapat membuat waktu selesainya acara menjadi tepat waktu, sehingga acara yang dibuat dapat berjalan dengan lancer dan sesuai dengan susunan acara anda.

1.         Pembuatan Susunan Acara Kegiatan

Acara adalah suatu kegiatan yang dipertunjukan, disiarkan, atau diperlombakan. Biasanya suatu acara sering diliput atau disiarkan oleh media elektonik seperti televise dan radio. Sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan, perlu dipersiapkan dan dirumuskan suatu susunan acara agar acara bisa berlangsung dengan tertib dan lancar. Susunan acara adalah rangkaian kegiatan yang akan dipertunjukan, disiarkan, dilaksanakan, dan ditampilkan dalam suatu acara yang mengacu apda pokok acara.

Susunan acara adalah suatu program yang sistematis dari sebuah acara yang dibatasi oleh durasi. Susunan acara pada umumnya dibuat oleh panitia sebuah acara. Susunan acara biasanya berbentuk table dan digunakan berbagai event atau acara. Susunan acara dibuat dengan tujuan, sebagai berikut.

a.          Agar acara lebih teratur

Dalam susunan acara ditulis lengkap mengenai acara apa dan bagaimana nanti acara akan berlangsung. Susunan acara yang dimulai dari awal hingga akhir. Salah satu gunanya adalah agar acara yang berlangsung lebih teratur. Setiap bagian akan diatur secara lengkap dan teratur, sehingga kita harus tahu urutan acara tersebut mana yang lebih baik. Hal ini juga beguna agar tidak menimbulkan kebingungan saat acara berlangsung nanti.

b.         Menghemat waktu

Dengan adanya susunan acara, maka kita bisa menghemat waktu, atau minimal kita bisa menentukan berapa lama acara kita akan berlangsung. Karena dalam susunan acara juga akan ditulis berapa lama acara tersebut akan berlangsung. Misalnya acara kata sambutan dua puluh menit, lalu acara openinglima belas menit dan bagian acara lainnya. Jadi dengan demikian kita bisa memperkirakan berapa lama acara kita akan berlangsung. Dengan demikian acara kita nanti kita akn menghabiskan waktu yang sia – sia.

c.          Mengkoordinasi panitia dan pengisi acara

Dengan adanya susunan, maka panitia dan pengisi acara yang bersangkutan dapat melakukan hal lebih baik. Jadi paitia tahu kapan ia harus melakukan ini dan itu.begitu juga dengan pengisi acara, kita tahu dia akan bersiap untuk mengisi acara sehingga tidak ada yang menjadi miss.

d.         Membuat semua bagian menjadi terkoordinasi

Tidak ada bagian acara yang menjadi miss. Semua bagian acara menjadi tahu apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya dan juga bagaimana cara untuk melakukannya.

2.         Tata cara membuat susunan acara

Pembuatan susunan acara memang bisa dikatakan gampang-gampang susah. Dikatakan gampang karena kita bisa mencarinya dari berbagai sumber seperti internet. Sedangkan susah bagi orang yang biasa melakukannya. Terlebih bagi mereka yang pertama kali membuat sebuah susunan acara.

Susunan acara dalam sebuah kegiatan sangat beragam. Namun secara garis besar susunan acara dibagi menjadi tiga bagian

a.       Pembuakaan;

b.      Inti acara;

c.       Penutup.

Susunan acara ditulis oleh panitia acara atau orang yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan susunan acara. Pelaksanaan susunan acara bergantung pada panduan pokok yang telah sirancang dan disusun oleh panitia agar acara berjalan dengan tertib dan baik. Susunan acara ditulis dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.

a.       Susunan acara ditulis secara sistematis dari awal hingga akhir

b.      Susunan acara ditulis dengan baik dan benar agar bisa di pahami

c.       Susunan acara ditulis berdasarkan kegiatan dan konteks acara.

Kemudian, berikut ini merupakan hal-hal yang biasa tertulis dalam susunan acara.

a.       Tempat dan waktu acara

b.      Panitia atau penanggung jawab acara

c.       Nama acara

d.      Nama pembawa acara

e.       Rangkaian kegiatan acara yang akan dilaksankan

 

 

 

Di bawah ini adalah contoh dari susunan acara

No.

Acara

Pukul

PJ (Penanggung jawab)

Perlengkapan

1.

Pembukaan oleh MC

07:00-07:45

(Nama panitia)

Mic, Sound

2.

Kata sambutan:

-Ketua Program Studi

-Ketua Himpunan Mahasiswa

-Ketua Panitia

07:05-07:20

(Nama panitia)

Mic, Stand Mic, Sound

3.

Tarian

07:20-07:30

(Nama panitia)

Sound, Ampli, Laptop

4.

Penampilan 15 Besar dari Putra-Putri

07:30-07:45

(Nama panitia)

Sound, Ampli, Laptop

5.

Penampilan Akustik

07:45-07:50

(Nama panitia)

Gitar, Bass, cajon, Mic, Stand Mic, Sound, Ampli

6.

Penampilan 5 Besar putra putri

07:50-08:15

(Nama panitia)

Mic, sound, laptop, ampli

7.

Penampilan akustik

08:15-08:20

(Nama Panitia)

Gitar, Bass, cajon, mic, sound, stand mic, ampli

8.

Penampilan 3 besar putra putri

08:20-08:55

(Nama panitia)

Mic, sound, laptop, ampli

9.

Penampilan akustik

08:55-09:10

(Nama panitia)

Gitar, bass, cajon, mic, stand mic, sound, ampli

10.

Pengumuman 1,2,3 putra putri

09:10-09:20

(Nama panitia)

Mic, sound

11.

penutup

09:20-09:30

(Nama panitia)

Mic, sound

 

Dalam membuat sebuah susunan acara yang baik harus memerhatikan tentang beberapa hal berikut ini.

a.          Mengetahui jenis acara

Hal perama yang harus diperhatikan ialah mengetahui acara yang akan berlangsung. Hal ini diperlukan agar acara susunan acara yang dibuat tepat dan tidak salah sasaran.

b.         Mengetahui bentuk acara

Dalam pelaksanaan sebuah acara, ada yang merupakan acara resmi, semi resmi maupun acara nonresmi. Hal ini juga wajib diketahui oleh pembuat susunan acara agar susunan acara yang dibuatnya tidak salah.

Mengetahui tamu undangan juga termasuk hal penting yang juga harus diketahui. Mencari tahu siapa saja yang akan hadir dan menjadi undangan dalam acara tersebut. Hal ini penting untuk diketahui agar pembawa acara nantinya dapat berkomunikasi dengan baik dengan hadirin/undangan.

c.          Mengetahui alokasi waktu

Mengetahui alokasi waktu yang diberikan deperlukan untuk memberi pengaturan waktu atas masing-masing acara yang akan dibuat. Hal ini diperlukan agar setiap bagian acara dapat berlangsung efektif dengan memaksimalkan waktu yang diberikan.

B.      PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBAWA ACARA

1.         Pengertian pembawa acara

MC kependekan dari Master Of Ceremony. Artinya penguasa acara, pemandu acara, pengendali acara, pembawa acara, pengatur acara, atau pemimpin acara. MC bertindak selaku”tuan rumah” (host) suatu acara atau kegiatan/pertunjukan. MC berperan mengumumkan susunan acara dan memperkenalkan orang yang akan tampil mengisi acara. MC pula yang bertanggung jawab memastikan acara berlangsung lancar dan tepat waktu, serta meriah atau khidmat dari awal hingga akhir.

Menurut Tantra Wisanggeni, pembawa acara adalah orang yang membawakan narasi atau informasi dalam suatu kegiatan, biasanya bertugas memandu acara dan bertanggung jawab atas lancar dan suksesnya acara. Menurut  Wiyanto dan Astuti, pembawa acara adalah orang pertama yang berbicara dalam suatu acara.

Master of Ceremony adalah orang yang  bertugas memandu acara dan bertanggung jawab atas lancar dan suksesnya acara. Seorang MC harus mampu membaca situasi, menciftakan suasana sesuai dengan karakteristik acaranya, dan memungkinkan adanya dialog dengan audience. acara yang dibawakan adalah acara-acara hiburan yang menuntut kreativitas dan infrovisasi yang akan menciftakan karakteristik acara sesuai dengan jenis acaranya.

2.         Jenis pembawa acara

Pembawa acara sebagai suatu profesi banyak macamnya sesuai dengan jenis atau bentuk acara yang dibawakan. Jenis pewara berdasarkan profesi sebagai berikut.

a.       Jika acara yang dibawakan seorang pewara bersifat resmi atau seremonial, maka pewaranya disebut Master of Ceremony (MC).

b.      Kalau pewara menyuguhkan acara hiburan, pewaranya disebut Entertainment Master (EM).

c.       Jika acara yang dibawakan produk-produk dagang, pewaranya diistilahkan dengan Comersial Master (CM).

d.      Kalau pewara memimpin acara kuis, maka pewaranya disebut Quest Master (QM).

Pembagian pewara didasarkan atas jenis acara yang dibawakan, sebagai berikut.

a.       Pembawa acara resmi (Pewara acara resmi)

Pewara resmi adalah acara yang memiliki aturan baku dan setiap aturannya harus dipatuhi oleh hadirin atau orang-orang yang datang. Acara ini ditandai dengan adanya susunan acara yang pasti, bahasa yang normal atau resmi, dan hadirin yang dating memakai pakaian yang sesuai dengan acara. Acara resmi dapat dibagi menjadi dua, yaitu acara resmi dalam ruangan dan acara resmi di lapangan.

 

1)      Acara resmi di dalam ruangan

Ketentuan resmi atau tidak resminya acara dilihat dari adanya aturan-aturan yang ketat dan aturan itu harus dipatuhi oleh semua orang yang hadir dalam acara tersebut. Dan juga ditentukan oleh waktu, karana acara resmi itu waktunya terbatas, dan orang yang hadir pun kadang-kadang ada pejabat dan orang-rang penting sehingga waktu merupakan tolak ukur bagi mereka untuk bisa hadir.

Begitu pula pewara dalam acara ini karena keresmian acara yang dipersiapkan sedemikian rupa itu maka pewaranya pun harus terkesan kaku  sebab ia harus patuh pada beberapa aturan, misalnya tenang tidak banyak bergerak, anggun dan berwibawa, cara berdiri/duduk, serta pandangan tidak liar, agar acara terkesan khidmat dan sempurna. Juga penampilan pewara harus terkesan dipersiapkan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan acara saat itu. Contoh wisuda/diesnatalis, sambut-kisah dan  serah terima jabatan, dan sebagainya.

2)      Acara resmi di lapangan

Acara resmi di lapangan harus terkesan seperti acara atau upacara militer. Maka pembawa acara resmi di lapangan ini harus terkesan tegas, baik gerakan maupun ucapan. Sehingga tidak ada kesan main-main dan tidak serius. Contoh acara resmi di lapangan, semua bentuk upacara bendera di lapangan (upacara hari nasional, upacara bulanan, dan upacara hari senin).

 

b.      Pembawa acara hiburan (Pewara Hiburan)

Pewara hiburan adalah acara aturannya bebas dan berpakaian bebas. Ketentuan untuk pewara hiburan ini tidak terlalu ketat seperti pada pewara resmi. Ketika pembawa acara hiburan harus terkesan lincah, lincah bergerak dan lincah berbahasa (terutama dalam memilih dan menggunakan diksi) agar acara bisa terkesan lebih hidup dan marak. Dan juga pewara diharapkan mampu mengomentari setiap acara yang akan ditampilkan dengan tepat, menarik dan efektif. Tujuan dikomentari agar terkesan nyambung, serta dapat menambah pengetahuan pendengar dengan informasi tentang setiap bentuk hiburan yang ditampilkan. Misalnya tari: judulnya, temanya, banyak penarinya, makna setiap gerakan, dan dari daerah mana.

3.         Tugas dan peranan pembawa acara

Seorang pembawa acara mempunyai tugas dan peranan sebagai berikut.

a.       Tugas utama seorang MC adalah mengatur susunan atau jalannya acara agar acara tersebut bisa berjalan dengan baik dan tersusun secara sistematis.

b.      Seorang MC harus memastikan acara berjalan dengan lancar dan tepat waktu.

c.       Mengumumkan acara atau susunan acara yang akan berjalan.

d.      Harus paham benar keseluruhan acara yang akan berlangsung.

e.       Menarik perhatian hadirin untuk mengikuti jalannya acara dari awal sampai akhir.

f.       Menyusun acara dengan baik dan berkoordinasi dengan panitia.

g.      Mengecek pengeras acara (mik) atau sound system agar berfungsi dengan baik.

h.      Mengecek kesiapan acara dan kehadiran orang-orang penting yang akan tampil dan hadir.

i.        Berkonsentrasi menyimak detail jalannya acara.

j.        Mengendalikan waktu agar acara berjalan sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditetapkan.

k.      Mengenalkan pembicara (introducing of the speaker) atau mengisi acara sebelum mereka tampil di podium dan pengantar materi yang akan disampaikan.

l.        MC adalah orang pertama dan satu-satuya orang yang berhak membuka acara atau berbicara secara “resmi” kepada hadirin, jangan lupa karena MC adalah pertama berbicara dalam suatu acara, maka MC harus memperkenalkan diri sendiri kepada hadirin.

 

4.         Faktor-faktor penunjang keberhasilan pembawa acara

Keberhasilan seorang pembawa acara di pengaruhi oleh beberapa factor yang terdiri atas factor kebahasaan dan non kebahasaan.

a.       Faktor kebahasaan

Pembawa acara harus mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan penggunaan bahasa terutama penggunaan bahasa lisan. Pembawa acara harus memperhatikan factor kebahasaan yang meliputi pelafalan, diksi, intonasi, dan penalaran/kalimat efektif.

 

1)      Pelafalan

Pembawa acara harus mampu melapalkan bunyi bahasa secara tepat agar tidak menimbulkan kasak-kusuk pendengar. Misal kata “sodara” yang seharusnya dilafalkan “saudara” jika hal ini sering terjadi, maka perhatian pendengar akan tertanggu dan pelaksanaan acara akan ikut terganggu.

Pengucapan kata-kata harus jelas terdengar. Untuk itu gerakan alat-alat ucap terutama lidah, bibir, dan gigi harus leluasa. Demikian pula dengan volume suara harus pas sesuai dengan kebutuhan pendengaran. Selain itu juga lebih penting yaitu kelancaran. Pembawa acara harus bisa berbicara lancar, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat agar pendengar dapat dengan mudah memahaminya.

2)      Diksi

Diksi merupakan pilihan kata yang digunakan pembawa acara dalam memandu acara. Kata-kata yang digunakan hendaknya tepat, jelas dan bervariasi. Hal tersebut untuk mempermudah dengar dalam memahami.

Di samping itu hendaknya menggunakan kata-kata yang sudah di kenal (akrab) di telinga masyarakat. Misalnya mengunakan kata “tepat” daripada efektif, kata “hemat” daripada efisien. Memang kata yang belum dikenal dapat membangkitkan rasa ingin tahu namun akan menghambat kelancara berbicara.

 

 

3)      Intonasi

Intonasi memadukan peran penting dalam berbicara. Penggunaan intonasi yang baik, pendengar akan dapat memahami informasi dan meningkatkanya daya Tarik sehingga pendengar pun senang, bangga dan puas mengikuti jalannya acara.

Intonasi menyangkut empat hal, yaitu tekanan, nada, tempo, dan jeda. Tekanan menyangkut keras lemahnya suara sedangkan nada berkaitan dengan tinggi rendahnya suara. Tempo berhubungan dengan cepat lambatnya berbicara dan jeda menyangkut perhentian. Kempat hal tersebut harus dipahami secara serasi untuk memperoleh intonasi yang baik dan menarik.

Pembawa acara tidak mungkin berbicara dalam satu napas dan perlu behenti pada tiap-tiap akhir kalimat. Pemberhentian (jeda) bertujuan memberi kesempatan kepad pendengar dalam memahami kalimat yang baru di ucapkan sekaligus untuk menarik nafas bagi pembawa acara.

Tekanan, nada, tempo, dan jeda harus dipadukan secara harmonis artinya keras lemahnya suara, tinggi rendahnya suara, cepat lambatnya suara dan perhentian harus dikombinasikan dengan baik agar suara yang terdengar bukan suara datar yang monoton melainkan suar bergelombang yang benar.

4)      Kalimat efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah diterima pendengar. Kalimat bisa menarik kalo ada variasi. Variasi kalimat yang dapat dibentuk melalui perpaduan panjang pendek, letak SPOK, aktif pasif, berita Tanya, perintah dan pilihan kata. Dengan bekal pengetahuan tersebut, pembawa acara dapat menyusun kalimat-kalimat efektif yang menarik.

Sedangkan faktor kebahasaan menurut pusat Pembina dan pengembang bahasa, kementerian pendidikan dan kebudayaan, mengisyaratkan ada lima faktor kebahasaan yang harus diperhatikan oleh seorang pembawa acara jika ingin berhasil dalam tugasnya.

1)      Lafal yang benar (cara mengucapkan kata-kata dengan benar)

Ada orang yang bersuara merdu tetapi sayangnya kurang mampu mengucapkan kata-kata dengan baik. Kata-kata bahasa Indonesia diucapkan dengan pengaruh bahasa asing atau pengaruh bahasa daerah. Padahal, kata-kata bahasa Indonesia harus dilafalkan sebagaimana kata itu ditulis.

Contoh;

a.       Unit dibaca unit bukan yunit

b.      Organisasi dibaca organisasi bukan orhenisasi.

c.       TVRI dibaca te-ve-er-i.

d.      Anggota dibaca anggota bukan anggauto.

2)      Tekanan kata atau aksen

Tekanan kata dalam bahasa Indonesia tidak membedakan makna katanya. Akan tetapi, secara umum dan konsisten tekanan kata Indonesia jatuh pada satu suku sebelum suku kata akhirnya. Anda dapat membayangkan bagaimana menjemukan bila seseorang itu berbicara secara menoton (tanpa tekanan pada kata diucapkan).

Contoh tekanan kata bahasa Indonesia, sebagai berikut.

a.       Kemana, tidur, hancur

b.      Siapa, selektif, bagaimana

3)      Pemenggalan katalimat (jeda)

Kemampuan memenggal kalimat secara dapat banyak bergantungan pada perasaan bahasa seseorang. Akan tetapi, kemampuan ini dapat ditinggalkan dengan berlatihan memami makna setiap kata dalam hubungan kaliamat. Hal ini penting karena makna kalimat bahasa Indonesia antara lain ditentukan olen jedanya atau pemenggalan kalimatnya.

Contoh kalimat:

Kunci makan tikus mati. Makan kalimat dapat berubah-ubah berdasarjan jeda yang diberikan kepadanya. Kemungkinan perubahan makna kalimat itu, sebagai berikut.

 

Contoh kalimat:

a.       Kucing/makan tikus mati. Makna kalimat ini adalah ada kucing makan dan yang dimakannya adalah tikus mati.

b.      Kucing makna tikus/mati. Makna kalimat itu adalah kucing makan dan pada wajtu itu ada juga tikus mati.

c.       Kucing makna tikus/mati. Makna kalimat itu adalah ada kucing mati yang disebabkan oleh kucing itu makan tikus.

Dari contoh sederhana itu dapat dilihat dari bahwa pemenggalan kata (jeda) amat berperan dalam menentukan makna sebeah kalimat bahasa Indonesia.

4)      Intonasi atau lahu kalimat

Intonasi atau lagu kalimat menace pada turun-naiknya, sepat-lambat, dank arena lembutnya kalimat yang diucapkan. Menggunakan intonasi juga harus behati-hati karena perubahan intonasi juga mengakibatkan perubahan makna kalimat.

Contoh:

a.       Pak kasur makna bubur! Kalimat ini memberikan bahwa ada orang bernama pak kasur, makan bubur.

b.      Pak kasur makan bubur? Kalimat ini berisikan pertanyaan dan keheranan karena pak kasur biasanya tidak suka makan bubur.

5)      Enunsiasi (kejelasan)

Enunsiasi adalah kejelasan mengucapkan kata, dan ketentuan pemenggalan kalimat (jeda). Ada orang yang berbicara menggumam sehingga kata-kata yang diucapkannya tidak jelas terdengar. Ada juga orang yang apabila berbicara tertentu cepat sukar dipahami ucapannya. Hal ini harus dihindari dari pembawa acara jika ia ingin berhasil dalam tugasnya, caranya adalah dengan selalu berlatih terutama berlatih vocal.

6)      Menggunakan bahasa atau kalimat secara efektif

Seorang pembawa acara harus berusaha menggunakan kalimat seefektif mungkin, sedapat mungkin hindarilah kalimat yang tidak efektif.

a)      Jika menginginkan hadirin melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan, nyatakan  dengan kalimat perintah permohonan.

“Hadirin dimohon berdiri.”

b)      Jika menginginkan hadirin melakukan sesuatu yang menyenangkan, nyatakan dengan kalimat perintah yang mempersilahkan.

“Hadirin dipersilahkan duduk kembali.”

b.       Faktor nonkebahasaan

Selain dari faktor kebahasaan, ada pula faktor nonkebahasaan dalam MC. Faktor nonkebahsaaan yang menunjang keberhasilan seseorang pembawa acara, sebagai berikut.

1)      Sikap tenang menghadapi massa. Ketenangan dapat tercipta bila pembawa acara itu yakin akan kemapuan dirinya dan rasa percaya dirinya lebih besar.

2)      Tampil mengesankan. Penampilan yang mengesankan adalah penampilan yang penuh wibawa, cerah, bersemangat, wajar, tidak berlebih-lebih, tidak manja, tidak kemayu, dan tidak malu-malu.

3)      Cepat tanggap dan aya inisiatif. Bila secara tiba-tiba terjadi perubahan atau pembatalan sebuah acara, pembawa acara diharapkan dapat mengatasi masalah itu dengan sebaik-baiknya sehingga hadirin tidak kecewa, bahkan bila perlu hadirin tidak menyadari adanya perubahan itu.

4)      Kaya improvisasi dan memiliki rasa humor (terutama pembawa acara hiburan dan tidak resmi).

5)      Memiliki suara yang enak didengar. Suara yang enak didengar adalah suara bernada rendah dan  bersonansi atau bergema bukan suara yang bernada tinggi dan nyaring melengking.

6)      Tidak emosional pada saat tampil pembawa acara hendaknya dapat melupakan perasaan yang sedang bergejolak dalam dirinya seperti sedih, kesal, marah, dan sebagainya.

5.         Syarat menjadi MC yang baik

Harus dipahami bahwa untuk menjadi pembawa acara yang baik, tidak cukup berbekal suara yang baik saja, akan tetapi diperlukan latihan mental dan fisik yang cukup, serta ditunjang dengan referensi pengetahuan yang cukup pula, antara lain:

a)      Pengetahuan tentang kepemimpinan,

b)      Pengetahuan tentang protocol,

c)      Pengetahuan tentang etika,

d)     Pengetahuan tentang penguasaan bahasa (Indonesia/bahasa asing),

e)      Pengetahuan tentang hubungan antarmanusia (Human Relation),

f)       Pengetahuan tentang tata busana,

g)      Penguasaan tentang seni panggung,

h)      Penguasaan tentang alat elektronika (pengeras suara dan penguasaan mik).

Berbekal pengetahuan tersebut, diharapkan seorang pembawa acara akan tampil dengan prima dan tidak grogi. Disamping itu ada faktor lain yang merupakan bekal yang harus dimiliki bagi seorang pembawa acara diantaranya:

a)      Mempunyai pribadi yang baik,

b)      Mempunyai kepribadian untuk berdiri di depan orang banyak dan tidak grogi,

c)      Ramah tamah, dan murah senyum dan tidak sombong,

d)     Berwibawa, disiplin, dan bertanggung jawab,

e)      Tidak mudah emosi dan bersikap tenang,

f)       Dapat menguasasi keadaan,

g)      Mempunyai daya pikir cerdas, cepat, tanggap, tegas dan kreatif.

Selain bekal yang harus dimiliki bagi seorang pembawa acara, ada beberapa hal yang harus dilakukan pada saat acara berlangsung:

a)      Tampil dengan busana yang baik dan sopan, serta disesuaikan dengan acara,

b)      Meletakkan pengeras suara tepat didepan mulut,

c)      Mengucapkan salam pada awal dan akhir acara,

d)     Tidak selalu melihat catatan, tetapi tidak menghapal,

e)      Tidak diperbolehkan memberikan komentar atas pidato seseorang,

f)       Ketika tampil harus beranggapan tidak pernah salah.

sc: makalah AnggaAf_SMK_#OTKPHumas

note: ini materi makalah yang gw buat pas SMK!. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 Komentar:

Next Prev
▲Top▲