PEMBAHASAN
A.
KEGIATAN PEMBAWA ACARA
Dalam suatu kegiatan tentu dengan adanya susunan
acara akan sangat membantu panitia dalam menjalankan acara tersebut. Susunan
acara yang dibuat juga dapat membuat waktu selesainya acara menjadi tepat
waktu, sehingga acara yang dibuat dapat berjalan dengan lancer dan sesuai
dengan susunan acara anda.
1.
Pembuatan Susunan Acara Kegiatan
Acara adalah suatu
kegiatan yang dipertunjukan, disiarkan, atau diperlombakan. Biasanya suatu
acara sering diliput atau disiarkan oleh media elektonik seperti televise dan
radio. Sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan, perlu dipersiapkan dan
dirumuskan suatu susunan acara agar acara bisa berlangsung dengan tertib dan lancar.
Susunan acara adalah rangkaian kegiatan yang akan dipertunjukan, disiarkan,
dilaksanakan, dan ditampilkan dalam suatu acara yang mengacu apda pokok acara.
Susunan acara adalah suatu program yang sistematis
dari sebuah acara yang dibatasi oleh durasi. Susunan acara pada umumnya dibuat
oleh panitia sebuah acara. Susunan acara biasanya berbentuk table dan digunakan
berbagai event atau acara. Susunan acara dibuat dengan tujuan, sebagai berikut.
a.
Agar acara lebih
teratur
Dalam susunan acara ditulis lengkap mengenai acara
apa dan bagaimana nanti acara akan berlangsung. Susunan acara yang dimulai dari
awal hingga akhir. Salah satu gunanya adalah agar acara yang berlangsung lebih
teratur. Setiap bagian akan diatur secara lengkap dan teratur, sehingga kita
harus tahu urutan acara tersebut mana yang lebih baik. Hal ini juga beguna agar
tidak menimbulkan kebingungan saat acara berlangsung nanti.
b.
Menghemat waktu
Dengan adanya susunan acara, maka kita bisa
menghemat waktu, atau minimal kita bisa menentukan berapa lama acara kita akan
berlangsung. Karena dalam susunan acara juga akan ditulis berapa lama acara
tersebut akan berlangsung. Misalnya acara kata sambutan dua puluh menit, lalu
acara openinglima belas menit dan
bagian acara lainnya. Jadi dengan demikian kita bisa memperkirakan berapa lama
acara kita akan berlangsung. Dengan demikian acara kita nanti kita akn
menghabiskan waktu yang sia – sia.
c.
Mengkoordinasi
panitia dan pengisi acara
Dengan adanya susunan, maka panitia dan pengisi
acara yang bersangkutan dapat melakukan hal lebih baik. Jadi paitia tahu kapan
ia harus melakukan ini dan itu.begitu juga dengan pengisi acara, kita tahu dia
akan bersiap untuk mengisi acara sehingga tidak ada yang menjadi miss.
d.
Membuat semua
bagian menjadi terkoordinasi
Tidak ada bagian acara yang menjadi miss. Semua bagian acara menjadi tahu
apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya dan juga bagaimana cara untuk
melakukannya.
2.
Tata cara membuat susunan acara
Pembuatan susunan acara
memang bisa dikatakan gampang-gampang susah. Dikatakan gampang karena kita bisa
mencarinya dari berbagai sumber seperti internet. Sedangkan susah bagi orang
yang biasa melakukannya. Terlebih bagi mereka yang pertama kali membuat sebuah
susunan acara.
Susunan acara dalam sebuah kegiatan sangat beragam.
Namun secara garis besar susunan acara dibagi menjadi tiga bagian
a.
Pembuakaan;
b.
Inti acara;
c.
Penutup.
Susunan acara ditulis
oleh panitia acara atau orang yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan susunan
acara. Pelaksanaan susunan acara bergantung pada panduan pokok yang telah
sirancang dan disusun oleh panitia agar acara berjalan dengan tertib dan baik.
Susunan acara ditulis dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.
a.
Susunan acara
ditulis secara sistematis dari awal hingga akhir
b.
Susunan acara
ditulis dengan baik dan benar agar bisa di pahami
c.
Susunan acara
ditulis berdasarkan kegiatan dan konteks acara.
Kemudian, berikut ini
merupakan hal-hal yang biasa tertulis dalam susunan acara.
a.
Tempat dan waktu
acara
b.
Panitia atau
penanggung jawab acara
c.
Nama acara
d.
Nama pembawa
acara
e.
Rangkaian
kegiatan acara yang akan dilaksankan
Di bawah ini adalah contoh dari susunan
acara
No.
|
Acara
|
Pukul
|
PJ (Penanggung
jawab)
|
Perlengkapan
|
1.
|
Pembukaan oleh MC
|
07:00-07:45
|
(Nama panitia)
|
Mic, Sound
|
2.
|
Kata sambutan:
-Ketua Program Studi
-Ketua Himpunan Mahasiswa
-Ketua Panitia
|
07:05-07:20
|
(Nama panitia)
|
Mic, Stand
Mic, Sound
|
3.
|
Tarian
|
07:20-07:30
|
(Nama panitia)
|
Sound, Ampli,
Laptop
|
4.
|
Penampilan 15 Besar dari
Putra-Putri
|
07:30-07:45
|
(Nama panitia)
|
Sound, Ampli,
Laptop
|
5.
|
Penampilan Akustik
|
07:45-07:50
|
(Nama panitia)
|
Gitar, Bass,
cajon, Mic, Stand Mic, Sound, Ampli
|
6.
|
Penampilan 5 Besar putra putri
|
07:50-08:15
|
(Nama panitia)
|
Mic, sound,
laptop, ampli
|
7.
|
Penampilan akustik
|
08:15-08:20
|
(Nama Panitia)
|
Gitar, Bass,
cajon, mic, sound, stand mic, ampli
|
8.
|
Penampilan 3 besar putra putri
|
08:20-08:55
|
(Nama panitia)
|
Mic, sound,
laptop, ampli
|
9.
|
Penampilan akustik
|
08:55-09:10
|
(Nama panitia)
|
Gitar, bass,
cajon, mic, stand mic, sound, ampli
|
10.
|
Pengumuman 1,2,3 putra putri
|
09:10-09:20
|
(Nama panitia)
|
Mic, sound
|
11.
|
penutup
|
09:20-09:30
|
(Nama panitia)
|
Mic, sound
|
Dalam membuat sebuah
susunan acara yang baik harus memerhatikan tentang beberapa hal berikut ini.
a.
Mengetahui jenis
acara
Hal perama yang harus diperhatikan ialah mengetahui
acara yang akan berlangsung. Hal ini diperlukan agar acara susunan acara yang
dibuat tepat dan tidak salah sasaran.
b.
Mengetahui
bentuk acara
Dalam pelaksanaan sebuah acara, ada yang merupakan
acara resmi, semi resmi maupun acara nonresmi. Hal ini juga wajib diketahui
oleh pembuat susunan acara agar susunan acara yang dibuatnya tidak salah.
Mengetahui tamu undangan juga termasuk hal penting
yang juga harus diketahui. Mencari tahu siapa saja yang akan hadir dan menjadi
undangan dalam acara tersebut. Hal ini penting untuk diketahui agar pembawa
acara nantinya dapat berkomunikasi dengan baik dengan hadirin/undangan.
c.
Mengetahui
alokasi waktu
Mengetahui alokasi waktu yang diberikan deperlukan
untuk memberi pengaturan waktu atas masing-masing acara yang akan dibuat. Hal
ini diperlukan agar setiap bagian acara dapat berlangsung efektif dengan
memaksimalkan waktu yang diberikan.
B.
PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBAWA ACARA
1.
Pengertian pembawa acara
MC kependekan dari Master Of Ceremony. Artinya penguasa
acara, pemandu acara, pengendali acara, pembawa acara, pengatur acara, atau
pemimpin acara. MC bertindak selaku”tuan rumah” (host) suatu acara atau
kegiatan/pertunjukan. MC berperan mengumumkan susunan acara dan memperkenalkan
orang yang akan tampil mengisi acara. MC pula yang bertanggung jawab memastikan
acara berlangsung lancar dan tepat waktu, serta meriah atau khidmat dari awal
hingga akhir.
Menurut Tantra Wisanggeni, pembawa acara adalah
orang yang membawakan narasi atau informasi dalam suatu kegiatan, biasanya
bertugas memandu acara dan bertanggung jawab atas lancar dan suksesnya acara.
Menurut Wiyanto dan Astuti, pembawa acara adalah
orang pertama yang berbicara dalam suatu acara.
Master of Ceremony adalah orang yang
bertugas memandu acara dan bertanggung jawab atas lancar dan suksesnya
acara. Seorang MC harus mampu membaca situasi, menciftakan suasana sesuai
dengan karakteristik acaranya, dan memungkinkan adanya dialog dengan audience. acara yang dibawakan adalah
acara-acara hiburan yang menuntut kreativitas dan infrovisasi yang akan
menciftakan karakteristik acara sesuai dengan jenis acaranya.
2.
Jenis pembawa acara
Pembawa acara sebagai
suatu profesi banyak macamnya sesuai dengan jenis atau bentuk acara yang
dibawakan. Jenis pewara berdasarkan profesi sebagai berikut.
a.
Jika acara yang
dibawakan seorang pewara bersifat resmi atau seremonial, maka pewaranya disebut
Master of Ceremony (MC).
b.
Kalau pewara
menyuguhkan acara hiburan, pewaranya disebut Entertainment Master (EM).
c.
Jika acara yang
dibawakan produk-produk dagang, pewaranya diistilahkan dengan Comersial Master (CM).
d.
Kalau pewara
memimpin acara kuis, maka pewaranya disebut Quest
Master (QM).
Pembagian pewara
didasarkan atas jenis acara yang dibawakan, sebagai berikut.
a.
Pembawa acara resmi
(Pewara acara resmi)
Pewara resmi adalah acara yang memiliki aturan baku
dan setiap aturannya harus dipatuhi oleh hadirin atau orang-orang yang datang.
Acara ini ditandai dengan adanya susunan acara yang pasti, bahasa yang normal
atau resmi, dan hadirin yang dating memakai pakaian yang sesuai dengan acara.
Acara resmi dapat dibagi menjadi dua, yaitu acara resmi dalam ruangan dan acara
resmi di lapangan.
1)
Acara resmi di
dalam ruangan
Ketentuan resmi atau tidak resminya acara dilihat
dari adanya aturan-aturan yang ketat dan aturan itu harus dipatuhi oleh semua
orang yang hadir dalam acara tersebut. Dan juga ditentukan oleh waktu, karana
acara resmi itu waktunya terbatas, dan orang yang hadir pun kadang-kadang ada
pejabat dan orang-rang penting sehingga waktu merupakan tolak ukur bagi mereka
untuk bisa hadir.
Begitu pula pewara dalam acara ini karena keresmian
acara yang dipersiapkan sedemikian rupa itu maka pewaranya pun harus terkesan
kaku sebab ia harus patuh pada beberapa
aturan, misalnya tenang tidak banyak bergerak, anggun dan berwibawa, cara
berdiri/duduk, serta pandangan tidak liar, agar acara terkesan khidmat dan
sempurna. Juga penampilan pewara harus terkesan dipersiapkan sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan acara saat itu. Contoh wisuda/diesnatalis, sambut-kisah
dan serah terima jabatan, dan
sebagainya.
2)
Acara resmi di
lapangan
Acara resmi di lapangan harus terkesan seperti acara
atau upacara militer. Maka pembawa acara resmi di lapangan ini harus terkesan
tegas, baik gerakan maupun ucapan. Sehingga tidak ada kesan main-main dan tidak
serius. Contoh acara resmi di lapangan, semua bentuk upacara bendera di
lapangan (upacara hari nasional, upacara bulanan, dan upacara hari senin).
b.
Pembawa acara
hiburan (Pewara Hiburan)
Pewara hiburan adalah
acara aturannya bebas dan berpakaian bebas. Ketentuan untuk pewara hiburan ini
tidak terlalu ketat seperti pada pewara resmi. Ketika pembawa acara hiburan
harus terkesan lincah, lincah bergerak dan lincah berbahasa (terutama dalam
memilih dan menggunakan diksi) agar acara bisa terkesan lebih hidup dan marak.
Dan juga pewara diharapkan mampu mengomentari setiap acara yang akan
ditampilkan dengan tepat, menarik dan efektif. Tujuan dikomentari agar terkesan
nyambung, serta dapat menambah pengetahuan pendengar dengan informasi tentang
setiap bentuk hiburan yang ditampilkan. Misalnya tari: judulnya, temanya,
banyak penarinya, makna setiap gerakan, dan dari daerah mana.
3.
Tugas dan peranan pembawa acara
Seorang pembawa acara mempunyai tugas dan peranan
sebagai berikut.
a.
Tugas utama
seorang MC adalah mengatur susunan atau jalannya acara agar acara tersebut bisa
berjalan dengan baik dan tersusun secara sistematis.
b.
Seorang MC harus
memastikan acara berjalan dengan lancar dan tepat waktu.
c.
Mengumumkan
acara atau susunan acara yang akan berjalan.
d.
Harus paham
benar keseluruhan acara yang akan berlangsung.
e.
Menarik
perhatian hadirin untuk mengikuti jalannya acara dari awal sampai akhir.
f.
Menyusun acara
dengan baik dan berkoordinasi dengan panitia.
g.
Mengecek
pengeras acara (mik) atau sound system agar berfungsi dengan baik.
h.
Mengecek
kesiapan acara dan kehadiran orang-orang penting yang akan tampil dan hadir.
i.
Berkonsentrasi
menyimak detail jalannya acara.
j.
Mengendalikan
waktu agar acara berjalan sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditetapkan.
k.
Mengenalkan
pembicara (introducing of the speaker)
atau mengisi acara sebelum mereka tampil di podium dan pengantar materi yang
akan disampaikan.
l.
MC adalah orang
pertama dan satu-satuya orang yang berhak membuka acara atau berbicara secara
“resmi” kepada hadirin, jangan lupa karena MC adalah pertama berbicara dalam
suatu acara, maka MC harus memperkenalkan diri sendiri kepada hadirin.
4.
Faktor-faktor penunjang keberhasilan pembawa acara
Keberhasilan seorang
pembawa acara di pengaruhi oleh beberapa factor yang terdiri atas factor
kebahasaan dan non kebahasaan.
a.
Faktor
kebahasaan
Pembawa acara harus mengetahui berbagai hal yang
berkaitan dengan penggunaan bahasa terutama penggunaan bahasa lisan. Pembawa
acara harus memperhatikan factor kebahasaan yang meliputi pelafalan, diksi,
intonasi, dan penalaran/kalimat efektif.
1)
Pelafalan
Pembawa acara harus mampu melapalkan bunyi bahasa
secara tepat agar tidak menimbulkan kasak-kusuk pendengar. Misal kata “sodara”
yang seharusnya dilafalkan “saudara” jika hal ini sering terjadi, maka
perhatian pendengar akan tertanggu dan pelaksanaan acara akan ikut terganggu.
Pengucapan kata-kata harus jelas terdengar. Untuk
itu gerakan alat-alat ucap terutama lidah, bibir, dan gigi harus leluasa.
Demikian pula dengan volume suara harus pas sesuai dengan kebutuhan
pendengaran. Selain itu juga lebih penting yaitu kelancaran. Pembawa acara
harus bisa berbicara lancar, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat agar
pendengar dapat dengan mudah memahaminya.
2)
Diksi
Diksi merupakan pilihan kata yang digunakan pembawa
acara dalam memandu acara. Kata-kata yang digunakan hendaknya tepat, jelas dan
bervariasi. Hal tersebut untuk mempermudah dengar dalam memahami.
Di samping itu hendaknya menggunakan kata-kata yang
sudah di kenal (akrab) di telinga masyarakat. Misalnya mengunakan kata “tepat”
daripada efektif, kata “hemat” daripada efisien. Memang kata yang belum dikenal
dapat membangkitkan rasa ingin tahu namun akan menghambat kelancara berbicara.
3)
Intonasi
Intonasi memadukan peran penting dalam berbicara.
Penggunaan intonasi yang baik, pendengar akan dapat memahami informasi dan
meningkatkanya daya Tarik sehingga pendengar pun senang, bangga dan puas
mengikuti jalannya acara.
Intonasi menyangkut empat hal, yaitu tekanan, nada,
tempo, dan jeda. Tekanan menyangkut keras lemahnya suara sedangkan nada
berkaitan dengan tinggi rendahnya suara. Tempo berhubungan dengan cepat
lambatnya berbicara dan jeda menyangkut perhentian. Kempat hal tersebut harus
dipahami secara serasi untuk memperoleh intonasi yang baik dan menarik.
Pembawa acara tidak mungkin berbicara dalam satu
napas dan perlu behenti pada tiap-tiap akhir kalimat. Pemberhentian (jeda)
bertujuan memberi kesempatan kepad pendengar dalam memahami kalimat yang baru
di ucapkan sekaligus untuk menarik nafas bagi pembawa acara.
Tekanan, nada, tempo, dan jeda harus dipadukan
secara harmonis artinya keras lemahnya suara, tinggi rendahnya suara, cepat
lambatnya suara dan perhentian harus dikombinasikan dengan baik agar suara yang
terdengar bukan suara datar yang monoton melainkan suar bergelombang yang
benar.
4)
Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
menyampaikan pesan (informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah diterima
pendengar. Kalimat bisa menarik kalo ada variasi. Variasi kalimat yang dapat
dibentuk melalui perpaduan panjang pendek, letak SPOK, aktif pasif, berita
Tanya, perintah dan pilihan kata. Dengan bekal pengetahuan tersebut, pembawa
acara dapat menyusun kalimat-kalimat efektif yang menarik.
Sedangkan faktor
kebahasaan menurut pusat Pembina dan pengembang bahasa, kementerian pendidikan
dan kebudayaan, mengisyaratkan ada lima faktor kebahasaan yang harus
diperhatikan oleh seorang pembawa acara jika ingin berhasil dalam tugasnya.
1)
Lafal yang benar
(cara mengucapkan kata-kata dengan benar)
Ada orang yang bersuara merdu tetapi sayangnya
kurang mampu mengucapkan kata-kata dengan baik. Kata-kata bahasa Indonesia
diucapkan dengan pengaruh bahasa asing atau pengaruh bahasa daerah. Padahal,
kata-kata bahasa Indonesia harus dilafalkan sebagaimana kata itu ditulis.
Contoh;
a.
Unit dibaca unit
bukan yunit
b.
Organisasi
dibaca organisasi bukan orhenisasi.
c.
TVRI dibaca
te-ve-er-i.
d.
Anggota dibaca
anggota bukan anggauto.
2)
Tekanan kata
atau aksen
Tekanan kata dalam bahasa Indonesia tidak membedakan
makna katanya. Akan tetapi, secara umum dan konsisten tekanan kata Indonesia
jatuh pada satu suku sebelum suku kata akhirnya. Anda dapat membayangkan
bagaimana menjemukan bila seseorang itu berbicara secara menoton (tanpa tekanan
pada kata diucapkan).
Contoh tekanan kata bahasa Indonesia, sebagai
berikut.
a.
Kemana, tidur,
hancur
b.
Siapa, selektif,
bagaimana
3)
Pemenggalan
katalimat (jeda)
Kemampuan memenggal kalimat secara dapat banyak
bergantungan pada perasaan bahasa seseorang. Akan tetapi, kemampuan ini dapat
ditinggalkan dengan berlatihan memami makna setiap kata dalam hubungan
kaliamat. Hal ini penting karena makna kalimat bahasa Indonesia antara lain
ditentukan olen jedanya atau pemenggalan kalimatnya.
Contoh
kalimat:
Kunci makan tikus mati. Makan kalimat dapat
berubah-ubah berdasarjan jeda yang diberikan kepadanya. Kemungkinan perubahan
makna kalimat itu, sebagai berikut.
Contoh
kalimat:
a.
Kucing/makan
tikus mati. Makna kalimat ini adalah ada kucing makan dan yang dimakannya
adalah tikus mati.
b.
Kucing makna
tikus/mati. Makna kalimat itu adalah kucing makan dan pada wajtu itu ada juga
tikus mati.
c.
Kucing makna
tikus/mati. Makna kalimat itu adalah ada kucing mati yang disebabkan oleh
kucing itu makan tikus.
Dari contoh sederhana itu dapat dilihat
dari bahwa pemenggalan kata (jeda) amat berperan dalam menentukan makna sebeah
kalimat bahasa Indonesia.
4)
Intonasi atau
lahu kalimat
Intonasi atau lagu kalimat menace pada
turun-naiknya, sepat-lambat, dank arena lembutnya kalimat yang diucapkan.
Menggunakan intonasi juga harus behati-hati karena perubahan intonasi juga
mengakibatkan perubahan makna kalimat.
Contoh:
a.
Pak kasur makna
bubur! Kalimat ini memberikan bahwa ada orang bernama pak kasur, makan bubur.
b.
Pak kasur makan
bubur? Kalimat ini berisikan pertanyaan dan keheranan karena pak kasur biasanya
tidak suka makan bubur.
5)
Enunsiasi
(kejelasan)
Enunsiasi adalah kejelasan mengucapkan kata, dan
ketentuan pemenggalan kalimat (jeda). Ada orang yang berbicara menggumam
sehingga kata-kata yang diucapkannya tidak jelas terdengar. Ada juga orang yang
apabila berbicara tertentu cepat sukar dipahami ucapannya. Hal ini harus
dihindari dari pembawa acara jika ia ingin berhasil dalam tugasnya, caranya
adalah dengan selalu berlatih terutama berlatih vocal.
6)
Menggunakan
bahasa atau kalimat secara efektif
Seorang pembawa acara harus berusaha menggunakan
kalimat seefektif mungkin, sedapat mungkin hindarilah kalimat yang tidak
efektif.
a)
Jika
menginginkan hadirin melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan, nyatakan dengan kalimat perintah permohonan.
“Hadirin
dimohon berdiri.”
b)
Jika
menginginkan hadirin melakukan sesuatu yang menyenangkan, nyatakan dengan
kalimat perintah yang mempersilahkan.
“Hadirin
dipersilahkan duduk kembali.”
b.
Faktor nonkebahasaan
Selain dari faktor
kebahasaan, ada pula faktor nonkebahasaan dalam MC. Faktor nonkebahsaaan yang
menunjang keberhasilan seseorang pembawa acara, sebagai berikut.
1)
Sikap tenang
menghadapi massa. Ketenangan dapat tercipta bila pembawa acara itu yakin akan
kemapuan dirinya dan rasa percaya dirinya lebih besar.
2)
Tampil
mengesankan. Penampilan yang mengesankan adalah penampilan yang penuh wibawa,
cerah, bersemangat, wajar, tidak berlebih-lebih, tidak manja, tidak kemayu, dan
tidak malu-malu.
3)
Cepat tanggap
dan aya inisiatif. Bila secara tiba-tiba terjadi perubahan atau pembatalan
sebuah acara, pembawa acara diharapkan dapat mengatasi masalah itu dengan
sebaik-baiknya sehingga hadirin tidak kecewa, bahkan bila perlu hadirin tidak
menyadari adanya perubahan itu.
4)
Kaya improvisasi
dan memiliki rasa humor (terutama pembawa acara hiburan dan tidak resmi).
5)
Memiliki suara
yang enak didengar. Suara yang enak didengar adalah suara bernada rendah
dan bersonansi atau bergema bukan suara
yang bernada tinggi dan nyaring melengking.
6)
Tidak emosional
pada saat tampil pembawa acara hendaknya dapat melupakan perasaan yang sedang
bergejolak dalam dirinya seperti sedih, kesal, marah, dan sebagainya.
5.
Syarat menjadi MC yang baik
Harus dipahami bahwa
untuk menjadi pembawa acara yang baik, tidak cukup berbekal suara yang baik
saja, akan tetapi diperlukan latihan mental dan fisik yang cukup, serta
ditunjang dengan referensi pengetahuan yang cukup pula, antara lain:
a)
Pengetahuan
tentang kepemimpinan,
b)
Pengetahuan
tentang protocol,
c)
Pengetahuan
tentang etika,
d)
Pengetahuan
tentang penguasaan bahasa (Indonesia/bahasa asing),
e)
Pengetahuan
tentang hubungan antarmanusia (Human
Relation),
f)
Pengetahuan
tentang tata busana,
g)
Penguasaan
tentang seni panggung,
h)
Penguasaan
tentang alat elektronika (pengeras suara dan penguasaan mik).
Berbekal pengetahuan
tersebut, diharapkan seorang pembawa acara akan tampil dengan prima dan tidak
grogi. Disamping itu ada faktor lain yang merupakan bekal yang harus dimiliki
bagi seorang pembawa acara diantaranya:
a)
Mempunyai
pribadi yang baik,
b)
Mempunyai
kepribadian untuk berdiri di depan orang banyak dan tidak grogi,
c)
Ramah tamah, dan
murah senyum dan tidak sombong,
d)
Berwibawa,
disiplin, dan bertanggung jawab,
e)
Tidak mudah
emosi dan bersikap tenang,
f)
Dapat menguasasi
keadaan,
g)
Mempunyai daya
pikir cerdas, cepat, tanggap, tegas dan kreatif.
Selain bekal yang harus
dimiliki bagi seorang pembawa acara, ada beberapa hal yang harus dilakukan pada
saat acara berlangsung:
a)
Tampil dengan
busana yang baik dan sopan, serta disesuaikan dengan acara,
b)
Meletakkan
pengeras suara tepat didepan mulut,
c)
Mengucapkan
salam pada awal dan akhir acara,
d)
Tidak selalu
melihat catatan, tetapi tidak menghapal,
e)
Tidak
diperbolehkan memberikan komentar atas pidato seseorang,
f)
Ketika tampil
harus beranggapan tidak pernah salah.